Minggu, 16 Desember 2007
Selasa, 11 Desember 2007
mengapa kita mesti di uji
MENGAPA KITA MESTI DIUJI
Penyair Kelana Bersyair
Kubasuh mulut wajah dan telinga
Agar cerah wajahku ini saat bertutur ditengah malam dengan Mu
Agar jelas telinga ini saat mendengar tentang isi kalam Suci Mu
Kubasuh kaki dan tanganku
Agar dapat meniti jalan keSurga yang Engkau janjikan
Dengan kedua tangan yang tengadah aku meminta ampun
Wahai Yang Maha Lembut lagi Penyantun
Engkaulah Dzat yang Maha Pengampun
Dan telah berpasrah diriku ini hanya kepadaMu
Ya Malikal Mulki Ya Dzaljalali Wal Ikhrom.
MENGAPA MESTI DIUJI.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan :
Kami telah beriman sementara mereka tidak diuji ?.
Dan sesungguhnya Aku ( Allah ) telah menguji orang orang sebelum kalian
Maka sesungguhnya Aku mengetahui orang orang yang benar
Dan orang orang yang berdusta. ( Al ? Ankabut ayat 2-3 ).
MENGAPA AKU TAK DAPAT APA YANG AKU IDAM IDAMKAN
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik untukmu
Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk untukmu
Allah Maha mengetahui sementara kamu tidak mengetahui. ( Al-Baqarah ayat 216 ).
KENAPA UJIAN MESTI SEBERAT INI
Allah tidak membebani seseorang itu
Melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ( Al-Baqarah ayat 286 ).
MANAKALA MERASA FRUSTRASI
Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedih hati
Padahal kamu adalah orang orang yang paling tinggi derajatnya
Jika kamu sungguh sungguh orang yang beriman. ( Ali Imran ayat 139 ).
BAGAIMANA AKU MESTI MENGHADAPINYA
Wahai orang orang yang beriman
Bersabarlah kalian dalam menghadapi kesukaran
Dalam mengerjakan kebajikan
Dan kuatkanlah kesabaran kalian melebihi dari kesabaran musuh dimedan pertempuran
Bersiap sedialah dengan kekuatan dan pertahanan
Serta bertawakal kepada Allah agar kalian berjaya mencapai kemenangan.
( Ali Imran ayat 200 ).
Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan jalan bersabar dan mengerjakan sholat
Sesungguhnya sholat amatlah berat kecuali bagi orang orang yang khusyuk tak merasa berat. ( Al-Baqarah ayat 45 ).
APA YANG KUDAPATKAN DARI SEMUA INI
Sesungguhnya Allah telah membeli dirinya orang orang iman
Dan hartanya dengan diberi Surga kepada mereka. ( At- Taubah ayat 111 ).
KEPADA SIAPA AKU MESTI BERHARAP
Cukuplah Allah bagiku
Tiada Tuhan selain dariNya
Hanya kepadanya aku berpasrah diri. ( At-Taubah ayat 129 ).
AKU SUDAH TAK SANGGUP BERTAHAN LAGI
Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah
Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah
Melainkan kaum yang kafir ( Tidak percaya ) kepada Allah. ( Yusuf ayat 12 ).
Wahai anak Adam :
Barang siapa yang tidak bersyukur atas nikmat dariKu
Dan tidak sabar dengan segala cobaan dariKu
Maka keluarlah kamu dari bumi Ku ini
Dan carilah Tuhan selain Aku. ( Al ? Hadist ).
APA SAJA YANG BERLAKU DIDUNIA INI HANYA ALLAH YANG MAHA MENGETAHUI.
iman bukan sekedar berkata
harus dibuktikan melalui lisan, perbuatan dan amalan.
Bukankah dalam al-quran, Allah swt telah berfirman bahawa iman seseorang akan diujiNya untuk membuktikan bahwa dia memang beriman kepada Allah?
Jikalau dia berkata dia beriman tetapi dia melakukan perkara keji dan mungkar,
dia berlaku zalim terhadap dirinya sendiri,
imannya masih perlu ditingkatkan melalui taubat.
Jikalau dia berkata dia beriman
tetapi dia menafikan hak orang lain,
dia berlaku zalim tehadap mereka,
imannya dikotori dengan perasaan hasad dengki.
Jikalau dia berkata dia beriman
tetapi dia menolak sesetengah hukum syarak
seperti kewajipan menutup aurat dan amalan poligami, dia sudah berlaku syirik, imannya dilemahi oleh hasutan syaitan.
Hendak mengatakan kita benar-benar beriman adalah dengan berusaha
kemudian menyerahkan segala kepada ketentuanNya
walaupun hasilnya mungkin kurang kita senangi dan kurang fahami,
karena yakin bahwa ketentuan Allah swt adalah yang terbaik untuk umatnya.
Beriman sepenuhnya memerlukan kesungguhan,
ketaqwaan dan sujud kepada kehendak dan suruhanNya,
bersyukur ketika gembira,
dan bersabar ketika ditimpa musibah.
Senin, 10 Desember 2007
ukhti,,,sepenggal doa untuk mu
Aku datang pada Mu dengan penuh kepasrahan
Ketika dihadapkan kepada pilihan terberat
Robb,...
Beri ketetapan hati untukku
Hati yang terbaik yang sama-sama kita lihat
Hati yang bukan saja menyejukkan dalam pandanganku
Tapi hati yang telah kau lihat sampai menembus relung kalbunya...
Alloh yang Maha Kuasa,
Maha melihat masa depan,
Maha mengetahui yang akan terjadi
Engkau jua yang mengetahui keinginan terdalam hatiku
Ya Alloh,...
Jika mendambanya adalah kesalahan
dan merindunya adalah kekeliruan
Tolong jangan biarkan hati ini terbuai dalam keindahan fatamorgana semu...
Jika kesempurnaannya bukan untukku...
Tolong bawa jauh dari relung hati...
Hapuskan khayalan keindahan tentangnya
dan jangan biarkan aku terlena dalam keindahannya...
Gantikan aku dengan kesempurnaan yang sebenarnya untuk dia
Tapi Tuhan,...
Jika kesempurnaanku adalah bersamanya
Beri aku kekuatan menentukan pilihan
Beri aku kesabaran dalam menjalani proses menggapainya
Jika dia memang untukku...
Jangan biarkan aku menyerah & terpuruk dalam belenggu masa lalu............
Smoga kau ridhoi kami untuk bersatu
Mengarungi sisa umur...
Menapaki jalan kearah Mu...
Dan melukis keindahan untuk dunia dan akhirat kami...
Tolong beri kesabaran yang penuh...
dalam melalui detik-detik waktu yang berjalan...
Amien......
Doa ini untuk seseorang yang telah mengingatkan tentang kekuasaan-Nya, menjadikan aku kembali merindukan cinta-Nya. Terimakasih atas semua yg pernah kita lalui.....
Smoga Alloh slalu membimbing & membahagiakan mu... Amien
kecantikan
1. Cantik secara lahiriah:
- menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh
- keserasian dalam berpakaian.
Berpakaian di sini haruslah menutup aurat sesuai dengan Al Qur’an surat An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Setelah memenuhi kriteria tadi, barulah diperbolehkan berpakaian untuk memenuhi nilai estetika, indah dan pantas secara wajar.
2. Cantik secara spiritual:
- Memiliki kedekatan hubungan dengan Allah
- Berusaha menjadi hamba Allah yang taat
3. Cantik emosi dan akhlak:
- memiliki rasa malu, lemah lembut, santun, jujur, amanah, dan menjaga kehormatan dan kesucian diri.
4. Cantik intelektual
Seorang muslimah harus memiliki kecerdasan intelektual dan tidak akan membiarkan dirinya direndahkan, dilecehkan dan dieksploitasi.
Semua hal di atas akan membuat seorang wanita yang mempesona karena memiliki daya tarik kepribadian, meski ia tidak cantik secara fisik. Dan tidak seperti kecantikan fisik yang merupakan pemberian Allah yang tidak boleh diubah, inner beauty seperti kecantikan spiritual, akhlak, dan intelektual dapat diusahakan dan ditingkatkan.
Jadi, bolehkah seorang muslimah menjadi cantik dan melakukan usaha-usaha agar menjadi cantik? Of course boleh banget, Hanya perlu diingat: Luruskan kembali niat kita. Usaha yang kita lakukan adalah dalam rangka merawat tubuh yang merupakan karunia Allah yang harus disyukuri, harus berada dalam koridor-koridor yang diperbolehkan oleh syariat Islam. Dan jangan sampai membahayakan kesehatan kita sendiri.
Rabu, 05 Desember 2007
cek selalu hati kita
Selasa, 04 Desember 2007
jiwa
Thu, 2007-10-11 12:49 — admin
Jiwa atau hati adalah merupakan wadah atau tempat simpanan, yaitu tempat menyimpan intan berlian maknawi dan rohani, mahmudah yang sangat berharga, juga sebagai tempat menyimpan najis-najis maknawi dan rohani, mazmumah yang jijik dan kotor. Ia tergantung kepada kita mengisinya. Kita buat pilihan apakah hendak kita isi dengan intan berlian mahmudah atau hendak diisi dengan najis-najis mazmumah yang kotor.
Dari situlah dia akan dikeluarkan atau dialirkan kembali ke dalam kehidupan bermasyarakat melalui saluran-saluran yaitu tangan, kaki, mata, telinga, mulut dan perilaku kita dengan dibantu oleh kepandaian akal.
Apa yang disimpan di dalam khazanah hati atau jiwa itu, ia akan keluar setiap saat pada waktu kita sadari atau tidak. Sasarannya adalah pada kehidupan bermasyarakat. Ertinya masyarakatlah yang akan menerimanya, bersama-sama dengan yang empunyanya.
Kalau apa yang dikeluarkan dari khazanah hati atau jiwa itu sesuatu yang berharga, misalnya yang keluar itu ialah intan berlian maknawi dan rohani iaitu sifat-sifat mahmudah yang sangat bermanfaat kepada diri kita dan seluruh manusia seperti sifat-sifat ikhlas, pemurah, kasih sayang, lemah lembut, tawadhuk, tenggang rasa, simpati, sabar, redha, berkerjasama, tawakal dan lain-lain lagi sifat mahmudah yang berharga. Alangkah indahnya kehidupan bermasyarakat. Masyarakat mendapat keuntungan yang besar iaitu:1. Yang miskin terbela.2. Yang mendapat bala ditolong.3. Yang kaya tidak didengki.4. Orang tua, ibu bapa, guru, pemimpin dihormati.5. Pemimpin adil.6. Orang-orang kecil, anak-anak, lemah disayangi.
Aman, damai, bahagia dan harmonis. Inilah dia faedah yang akan dapat oleh manusia di dalam kehidupan dari intan berlian maknawi dan rohani iaitu sifat-sifat mahmudah yang mengalir dari tempat simpanan khazanah hati atau jiwa yang murni.
Tapi alangkah malangnya kalau yang keluar dari khazanah simpanan hati atau jiwa itu najis mazmumah yang busuk, yang jijik, yang menjadi racun di dalam kehidupan bermasyarakat. Sudah tentu maka akan musnah dan rusaklah dan binasalah masyarakat.
Yaitu kalau yang mengalir ke dalam masyarakat itu najis maknawi dan rohani seperti mengumpat, najis hasad dengki, najis pemarah, najis tamak, najis sombong, najis ego, najis mementingkan diri, najis adu domba, najis tidak bertimbang rasa, najis pembohong, najis menfitnah, najis khianat dan lain-lain lagi. Maka busuklah masyarakat. Masyarakat akan tercemar. Masyarakat yang kotor. Ini lah bala bencana yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Ayat Quran yang bermaksud:
"Terjadi kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah neneruskan azab kepada kepada mereka sebagian akibat dari perbuatan mereka, agar mereka (kembali ke jalan yang benar).(Ar Rum: 41)
Dari racun najis mazmumah yang mengalir itu, maka terjadilah kehancuran pada masyarakat.Terjadi perkelahian pada masyarakat, Masyarakat saling bermusuhan, krisis pada masyarakat, terjadi pecah-belah pada masyarakat. Masyarakat ketakutan, huru-haralah masyarakat, berperanglah masyarakat. Berbagai-bagai gejala maksiat dan kemungkaran akan memenuhi masyarakat. Berbagai-bagai bentuk kejahatan mengisi masyarakat.
Oleh sebab itu hendaklah kita berusaha dan berjuang mengumpulkan dengan berupaya dan bersungguh-sungguh intan berlian maknawi dan rohani di dalam simpanan khazanah hati dan jiwa kita agar ia akan jadi kekayaan dan aset agama kita, negara kita dan Akhirat kita yang sangat menguntungkan.
Begitulah juga hendaklah kita bersungguh-sungguh, membendung, menyekat najis-najis mazmumah yang busuk dan jijik itu untuk tidak masuk ke dalam khazanah hati atau jiwa kita sebagai barang simpanan yang mana ia juga akan menjadi racun perusak kepada agama kita, diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan negara kita.
Senin, 03 Desember 2007
मेनुजू सुरगा देंगन cinta
Dalam Islam, cinta merupakan masalah utama dalam kehidupan dunia dan akhirat. Ini karena Islam sendiri merupakan agama yang berasaskan cinta. Sabda Rasullulah SAW.: "Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia akan mendapat manisnya iman, yakni: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka" (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itulah Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada agama, cinta kepada aqidah, juga cinta kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21).
Jelaslah bahwa cinta adalah tanda kehidupan ruhani dalam aqidah orang mukmin, seperti halnya cinta juga menjadi dasar dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Selain itu, iman dalam Islam ditegakkan berdasarkan cinta dan kasih sayang, sebagaimana terlukis indah dalam sabda Rasulullah SAW : "Demi Dzat yang diriku ada di tanganNya, kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman dengan sempurna hingga kamu saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR Muslim)
Dalam hadist diatas, Rasullulah SAW menegaskan bahwa jalan menuju ke syurga bergantung kepada iman, dan iman bergantung kepada cinta. Maka cinta adalah syarat dalam iman, rukun dalam aqidah, dan asas dalam agama.
Cinta dalam Islam adalah kaidah dan sistem yang mempunyai batas. Ia adalah penunjuk ke arah mendidik jiwa, membersihkan akhlaq serta mencegah atau melindungi diri daripada dosa-dosa. Cinta dapat membimbing jiwa agar bersinar cemerlang, penuh dengan perasaan cinta dan dicintai.
Sayangnya dalam kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung penuh hawa nafsu dan menyimpang daripada tujuan murni yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita dibuai dengan lagu cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta yang menghanyutkan kita ke dunia khayal yang merugikan. Kini bahkan banyak yang menyalahartikan makna cinta sebenarnya, sehingga terdorong melewati batas pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Untuk itu, renungkanlah sejenak hakikat kehidupan kita di dunia. Rasullulah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri." Juga sabda Rasulullah, "Barang siapa ingin mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain karena Allah." (HR Hakim dari Abu Hurairah).
Minggu, 02 Desember 2007
इसलाम agamaku
Minggu, 18 November 2007
१० कयूतामान इल्मु दी बंदिन्ग्कन देंगन harta
Ilmu adalah pusaka para nabi sedangkan harta adalah pusaka Qarun, Sada, Fir’aun
Ilmu menjaga dirimu, sedangkan harta malah engkau yang menjaganya
Pemilik harta musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temannya banyak
Harta bila dibelanjakan akan berkurang, sedangkan pemilik ilmu justru malah bertambah
Pemilik harta dipanggil dengan sifat bakhil dan cercaan, sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan nama keagungan dan kemuliaan
Harta perlu dijaga dari pencuri, sedangkan ilmu tidak perlu kemuliaan
Pemilik harta kelak diakhirat akan dihisa, sedangkan ilmu akan diberi syafa’at
Harta akan berkarat karena lama disimpan, sedangkan ilmu tidak akan berkarat dan tidak rusak karena umur
Harta bias mengeraskan hati, tetapi ilmu bias menerangi hati
Pemilik harta bias mengaku-ngaku sebagai tuhan lantaran hartanya, sedangkan pemilik ilmu mengaku sebagai hamba
manusia indonesia...........???
Kekurangan pembahasan dan pemahaman tentang manusia Indonesia yang dicita-citakan dalam UUD dan UU Sistem Pendidikan Nasional membuat banyak guru, yang diharapkan menjadi teladan dalam pembangunan manusia Indonesia dewasa, tidak tahu arah dan tidak mengerti apa yang harus dibantukan kepada siswa.
Guru diharapkan membantu siswa berkembang menjadi manusia dewasa dan utuh, tetapi dewasa dan utuh seperti apa? Kiranya karakter manusia yang ingin dibangun di Indonesia seperti menghargai hak asasi manusia, rela hidup bersama dalam perbedaan, multibudaya, demokratis, cinta keadilan dan lingkungan hidup, peka terhadap nasib sesama—terutama yang kecil, jujur, dan antikorupsi, perlu dibahas dan dibekalkan kepada para calon guru dan guru, serta dimasukkan dalam ujian profesi.
Hal lain yang juga harus mendapatkan tekanan dalam pendidikan profesi keguruan adalah kemampuan dan keterampilan mengajar siswa. Dapat terjadi seseorang guru menguasai bidangnya tetapi bila tidak terampil membantu siswa dalam belajar, maka akan gagal sebagai guru. Untuk menjadi terampil dalam mengajar kiranya sangat perlu calon guru terjun langsung di sekolah selama pendidikan profesi tersebut. Calon guru perlu hidup dalam situasi sekolah sehingga minat dan kecintaan kepada siswa bertambah. Mereka harus praktik mengajar di sekolah lebih lama sehingga sungguh kompeten dalam mengajar.
Syarat ketiga untuk mendapatkan sertifikat adalah lulus ujian profesi. Agar sertifikat sungguh diberikan kepada yang sungguh kompeten, penilaian dalam ujian profesi harus obyektif, bebas dari KKN, dan ”uang sogok”. Bila calon guru atau guru dalam ujian sertifikasi memang terbukti tidak kompeten dan tidak lulus, tidak diberi sertifikat.
Ketegasan dan keobyektifan ini sangat penting karena di (tengah) budaya KKN, dapat terjadi orang mendapatkan sertifikat dengan cara membeli atau koneksi. Bila hal ini terjadi, maka mutu guru tetap tidak terjamin dan pendidikan tetap hancur. Pertanyaannya, apakah badan sertifikasi sungguh dapat obyektif di sini?
Supaya sertifikat itu sungguh menunjukkan bahwa calon guru atau guru itu kompeten dalam mengajar, kiranya ujian praktik mengajar bukan hanya dilakukan satu kali. Calon guru atau guru menjalani ujian praktik mengajar beberapa kali dengan setiap kali kelompok yang diajar berbeda-beda. Misalnya, guru matematika SMA akan diuji praktik mengajar di kelas I, II, dan III dengan bahan berbeda. Lewat ujian praktik yang berkali-kali dan berbeda kelompok, akan terlihat apakah guru itu sungguh kompeten dalam mengajar.
RUU guru juga mengungkapkan bahwa sertifikat guru harus diperbarui setelah beberapa tahun. Kami sendiri mengusulkan setelah enam tahun sertifikat profesi guru diperbarui. Enam tahun adalah waktu satu kesatuan proses pembelajaran di SD, dan dua kali proses pembelajaran sekolah menengah (SLTP-SLTA). Untuk pembaruan sertifikat itu, sebaiknya guru melakukan ujian ulang tentang (1) kompetensi bidang keilmuan, (2) kompetensi bidang keguruan, dan (3) konditenya baik selama mengajar enam tahun sebelumnya.
Kondite ini penting terutama berkaitan dengan nilai moralitas guru tersebut. Misalnya, bila seorang guru sering melakukan pelecehan kepada siswanya, sebaiknya ia tidak diberi pembaruan sertifikat. Ujian pembaruan ini sangat penting karena guru akan selalu memperbarui diri dan belajar lagi minimal sekali dalam enam tahun sehingga ilmu dan keterampilan mengajarnya tidak mati. Pembaruan sertifikat ini juga memberikan waktu bagi setiap guru berefleksi, apakah akan tetap menjadi guru atau akan meninggalkan profesi keguruannya. Dengan demikian semakin dikurangi jumlah guru yang hanya terpaksa menjadi guru.
Satu hal yang kiranya perlu diolah matang dalam sertifikasi guru ini adalah isi, alat ukur, penilaian dari ujian profesi. Isi dan alat ukur tersebut perlu disosialisasikan kepada semua guru sehingga guru dapat menyiapkan diri untuk sertifikasi lebih baik. Pemerintah dapat menyelenggarakan lokakarya persiapan sertifikasi ini bagi guru-guru sehingga proses sertifikasi dapat lancar dan tidak terkesan pemerintah hanya memberi beban kepada guru.
Semoga mutu guru mendatang lebih baik dengan adanya sertifikasi profesi guru.
Jumat, 16 November 2007
doa di kala ragu padanya
Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi
Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku
Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya
Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....
Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini
Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh
Amin... Ya Rabbal 'Alamin
dosen...siapa kau....????
ketika dosen buta menulis karya ilmiah
maka mahasiswa menjadi batu tanpa ukiran
ketika dosen miskin kreativitas
maka mahasiswa menjadi mandul
ketika dosen mengupas pengetahuan dengan pisau tumpul
maka mahasiswa mendapat luka di otak kanan dan kirinya
Dosen
harus terus belajar
harus terus membaca
harus terus meneliti
harus terus berkreasi
harus terus membangun ide
harus terus ber-riset aksi
jangan hanya duduk diam
menunggu jam memberi kuliah
atau mencari “tambahan”
jangan hanya ngerumpi
mengeluarkan suara tanpa kontribusi
oceh sana oceh sini tak berkreasi
Lihat, mahasiswa semakin terpuruk
terkunci oleh belenggu sistem yang memiskinkan kreativitas
Buka mata, bekerjalah sesuai dengan amanah
:: salam pemberontakan bagi ketidakilmiah-an seorang dosen::
Rabu, 14 November 2007
etika terhadap diri sendiri
Firman Allah Ta‘ala, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menjiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10).
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum, demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka), demikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang zhalim. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raaf: 40-42).
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shallih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3).
Sabda Rasulullah saw., “Semua dan kalian masuk surga, kecuali orang-orang yang tidak mau.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang tidak mau masuk surga, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. bersada, “Barangsiapa taat kepadaku, ia masuk surga. Dan barangsiapa bermaksiat kepadaku, ia tidak mau (masuk surga).” (HR Bukhari).
“Semua manusia beramal, dan menjual dirinya memperbaiki dirinya, atau membinasakannya.” (HR Muslim).
Orang Muslim meyakini bahwa sesuatu yang bisa membersihkan dirinya, dan menyucikannya ialah iman yang baik, dan amal shalih. Ia juga meyakini, bahwa sesuatu yang mengotori dirinya, dan merusaknya ialah keburukan kekafiran dan kemaksiatan, berdasarkan dalil-dalil berikut:
Firman Allah Ta‘ala, “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Huud: 114).
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifin: 14).
Sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya jika seorang Mukmin mengerjakan dosa, maka ada noda hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, berhenti (dari dosa tersebut), dan beristighfar, maka hatinya bersih. Jika dosanya bertambah, bertambah pula noda hitamnya, hingga menutupi hatinya.” (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
Noda hitam tersebut tidak lain adalah tutupan hati yang disebutkan Allah Ta‘ala dalam surat Al-Muthaffifin di atas.
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, serta bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim).
Oleh karena itulah, orang Muslim tidak henti-hentinya membina dirinya, menyucikannya, dan membersihkannya. Sebab, ia orang yang paling layak membinanya, kemudian ia memperbaikinya dengan etika-etika yang membersihkannya, dan membersihkan kotoran-kotorannya. Ia menjauhkan diri dan apa saja yang mengotorinya, dan merusaknya seperti keyakinan-keyakinan yang rusak, ucapan-ucapan yang rusak, dan amal perbuatan yang rusak. Ia melawan dirinya siang malam, mengevaluasinya setiap saat, membawanya kepada perbuatan-perbuatan yang baik, mendorongnya kepada ketaatan, menjauhkannya dari segala keburukan dan kerusakan.Dalam memperbaiki dirinya, membinanya, dan membersihkannya, orang Muslim menempuh jalan-jalan berikut:Taubat
Yang dimaksud dengan taubat di sini ialah melepaskan diri dan semua dosa dan kemaksiatan, menyesali semua dosa-dosa masa lalunya. dan bertekat tidak kembali kepada dosa di sisa-sisa umurnya. Itu semua karena dalil-dalil berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, mudah-mudahan Tuhan kalian akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian, dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (At Tahrim: 8).
“Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (An-Nuur: 31).
“Hai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, karena aku bertaubat dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR Muslim).
“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dan barat, maka Allah menerima taubatnya.” (HR Muslim).
“Sesungguhnya Allah membuka Tangan-Nya dengan taubat bagi orang yang berbuat salah di malam hari hingga siang hari, dan bagi orang yang berbuat salah di siang hari hingga malam hari, hingga matahari terbit dari barat.” (HR Muslim).
“Allah lebih berbahagia dengan taubat (kembalinya) hamba-Nya daripada seseorang di tempat sepi dan rawan bahaya dengan hewan kendaraan yang memuat makanan dan minumannya, kemudian ia tidur. Ketika ia bangun, hewan kendaraannya hilang. Ia pun mencarinya hingga ia kehausan. Ia berkata, ‘Aku akan kembali ke tempatku semula, hingga aku mati.’ Kemudian ia letakkan kepalanya di atas lengannya untuk mati. Ketika ia bangun, temyata hewan kendaraannya ada di sisinya lengkap dengan makanan dan minumannya. Jadi, Allah lebih berbahagia dengan taubat (kembalinya) hamba yang Mukmin dan (kebahagiaan) orang tersebut dengan (kembalinya) hewan kendaraan dan bekalnya.” (Muttafaq Alaih).
Diriwayatkan, bahwa para malaikat rnengucapkan ucapan selamat kepada Nabi Adam atas taubatnya, karena Allah menerima taubatnya. (Al-Ghazali dalam Ihya'-nya).
Muraqabah
Maksudnya, orang Muslim mengkondisikan dirinya merasa diawasi Allah Ta ‘ala di setiap waktu kehidupan hingga akhir kehidupannya, bahwa Allah Ta‘ala melihatnya, mengetahui rahasia-rahasianya, memperhatikan semua amal perbuatannya, mengamatinya, dan mengamati apa saja yang dikerjakan oleh semua jiwa. Dengan cara seperti itu, diri orang Mukmin selalu merasakan keagungan Allah Ta ‘ala dan kesempumaan-Nya, tentram ketika ingat nama-Nya, merasakan ketentraman ketika taat kepada-Nya, ingin bertetanggaan dengan-Nya, datang menghadap kepada-Nya, dan berpaling dan selain-Nya.
Inilah yang dimaksudkan dengan Islamisasi wajah dalam firman Allah Ta’ala,
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?” (An-Nisa’: 125).
“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dan orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya Ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” (Luqman: 22).
Itulah intisari seruan Allah Ta’ala dalam firman-Nya, “Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu maka takutlah kepada-Nya.” (Al-Baqarah: 235).
Atau dalam firman-Nya, “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur ‘an dan kalian tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu pada waktu kalian melakukannya.” (Yunus: 22).
Atau dalam sabda Rasulullah saw., “Sembahlah Allah seperti engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (Muttafaq Alaih).
Jalan itulah yang dilalui para pendahulu kita dan para Salafush shalih. Mereka membawa diri mereka kepadanya hingga akhir hayat mereka, dan mereka berhasil mencapai derajat muqarra bin (hamba-hamba yang dekat dengan Allah). Bukti-bukti berikut bersaksi untuk mereka:
1. Ditanyakan kepada Al-Junaid, “Bagaimana kiat menahan pandangan?” Al-Junaid, “Yaitu pengetahuanmu, bahwa pandangan Dzat yang melihatmu itu lebih dahulu dan lebih cepat daripada penglihatanmu kepada sesuatu yang engkau lihat.”
2. Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Hendaklah engkau merasa diawasi oleh Dzat yang mengetahui apa saja yang ada padamu. Hendaklah eng kau berharap kepada Dzat yang memenuhi (harapanmu). Dan hendaklah engkau takut kepada Dzat yang memiliki hukuman.”
3. Ibnu Al-Mubarak berkata kepada seseorang, “Hai si Fulan, hendaklah engkau merasa diawasi Allah.” Orang tersebut bertanya kepada Ibnu Al-Mubarak tentang apa yang dimaksud dengan pengawasan Allah, kemudian Ibnu Al-Mubarak menjawab, “Jadilah engkau seperti orang yang bisa melihat Allah selama-lamanya.”
4. Abdullah bin Dinar berkata, “Pada suatu hari, aku pergi ke Makkah bersama Umar bin Khaththab. Di salah satu jalan, kami berhenti untuk istirahat, tiba-tiba salah seorang penggembala turun kepada kami dari gunung. Umar bin Khaththab bertanya kepada penggem bala tersebut, ‘Hai penggembala, juallah seekor kambingmu kepada kami.’ Penggembala tersebut berkata, ‘Kambing-kambing ini bukan milikku, namun milik majikanku.’ Umar bin Khaththab berkata, ‘Katakan saja kepada majikanmu, bahwa kambingnya dimakan serigala.’ Penggembala yang budak tersebut berkata, ‘Kalau begitu, di mana Allah?’ Umar bin Khaththab menangis, kemudian ia pergi ke majikan penggembala tersebut, lalu membeli budak tersebut, dan memerdekakannya.”
5. Dikisahkan bahwa salah seorang shalih berjalan melewati orang-orang yang sedang melempar, sedang salab seorang dan mereka duduk menyendiri dari mereka. Orang shalih tersebut pergi kepada orang tersebut, dan ingin mengajaknya bicara, namun orang tersebut lebih dahulu berkata kepadanya, “Dzikir kepada Allah itu jauh lebih nikmat.” Orang shalih bertanya kepada orang tersebut, “Engkau sendirian di sini?” Orang tersebut menjawab, “Aku bersama Tuhanku dan dua malaikat.” Orang shalih bertanya kepada orang tersebut, “Siapa yang mendahului orang-orang tersebut?” Orang tersebut menjawab, “Yaitu orang-orang yang diampuni Allah.” Orang shalih bertanya kepada orang tersebut, “Di manakah jalan itu?” Orang tersebut membeni isyarat ke langit, kemudian ia berdiri dan pergi.
6. Dikisahkan bahwa ketika Zulaikha berduaan dengan Yusuf AS, ia pergi ke patung, kemudian menutupnya dengan kain. Nabi Yusuf AS bertanya, “Engkau ada apa? Engkau malu kepada pengawasan benda padat kepadamu, dan tidak malu kepada pengawasan Raja Teragung (Allah) kepadamu?”
Salah seorang shalih menyenandungkan syair,
Jika Anda menyendiri dengan zaman pada suatu hari,Anda jangan katakan, ‘Aku telah menyendiri,’Namun katakan, ‘Zaman mengawasiku.’Sedetik pun Anda jangan beranggapan bahwa Allah lengah Dan bahwa Allah tidak mengetahui apa yang Anda rahasiakan. Tidakkah Anda lihat, bahwa hari ini cepat berlaluDan bahwa hari esok sudah dekat bagi orang-orang yang menunggunya?
Muhasabah (Evaluasi)
Karena orang Muslim siang-malam bekerja untuk kebahagiaannya di akhirat, kemuliaan dari Allah Ta‘ala, keridhaan-Nya, dan karena dunia adalah tempat beramal, maka ia harus melihat ibadah-ibadah wajib seperti penglihatan pedagang kepada modal bisnisnya, ia melihat ibadah-ibadah sunnah seperti penglihatan pedagang terhadap keuntungan bisnisnya, dan melihat kemaksiatan dan dosa sebagai kerugian dalam dunia bisnis. Kemudian ia berduaan dengan dirinya sesaat di akhir harinya guna mengadakan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas amal perbuatannya sepanjang siang harinya.
Jika ia melihat dirinya kurang mengerjakan ibadah-ibadah wajib, ia mencela dirinya, dan memarahinya, kemudian memaksanya melaksanakan ibadah-ibadah wajib tersebut saat itu juga jika ibadah-ibadah wajib tersebut termasuk yang harus ditunaikan saat itu juga, dan jika ibadah ibadah wajib tersebut tidak termasuk yang harus ditunaikan saat itu juga maka ia harus memperbanyak mengerjakan ibadah-ibadah sunnah.
Jika ia melihat dirinya kurang dalam mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, maka ia mengganti kekurangannya dan memaksa dirinya melakukannya. Jika ia melihat kerugian karena ia mengerjakan dosa, maka ia beristighfar, menyesalinya, bertaubat, dan mengerjakan amal shalih yang bisa memperbaiki apa yang telah dirusaknya.
Inilah yang dimaksud dengan muhasabah terhadap diri sendiri. Inilah salah satu cara perbaikan diri (jiwa), pembinaannya, penyuciannya, dan pembersihannya, berdasarkan dalil-dalil berikut:
1. Firman Allah Ta‘ala, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Hasyr: 18).
“Hendaklah setiap diri memperhatikan” adalah perintah untuk mengadakan muhasabah (evaluasi) terhadap diri atas apa yang diperbuatnya untuk menyongsong hari esok.
2. Firman Allah Ta‘ala, “Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (An-Nuur: 31).
3. Sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah, dan beristightighfar kepada-Nya sebanyak seratus kali dalam satu hari.” (Diriwayatkan Muslim).
4. Umar bin Khattab ra berkata, “Evaluasilah (hisablah) diri kalian, sebelum kalian dievaluasi.”
Yang semakna dengannya ialah hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi dengan sanad yang baik dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda,
“Orang cerdas ialah yang menyiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedang orang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berkhayal kosong kepada Allah.”
5. Adalah Umar bin Khaththab ra, jika waktu malam telah tiba, ia memukul kedua kakinya dengan berkata kepada dirinya, “Apakah yang telah engkau kerjakan siang tadi?”
6. Adalah Thalhah r.a. jika disibukkan oleh perkebunannya hingga ia tidak bisa menghadiri shalat jama’ah, maka ia mengeluarkan sedekah untuk Allah Ta’ala dari perkebunannya. Ini tidak lain adalah muhasabah darinya terhadap dirinya, dan kemarahannya terhadap dirinya.
7. Dikisahkan bahwa Al-Ahnaf bin Qais mendekat ke lampu, kemudian ia meletakkan jari-jarinya di dalamnya hingga merasakan panasnya, sambil berkata, “Hai Al-Ahnaf, apa yang mendorongmu mengerjakan ini dan itu pada hari ini? Apa yang mendorongmu mengerjakan ini dan itu pada hari ini?”
8. Dikisahkan bahwa salah seorang dari orang-orang shalih berjihad, tiba-tiba terlihat olehnya seorang wanita, dan ia pun melihatnya, kemudian mengangkat tangannya, menampar matanya, dan mencukilnya, sambil berkata, “Sesungguhnya melihat kepada sesuatu yang merugikanmu.”
9. Salah seorang dari orang shalih berjalan melewati rumah, kemudian ia berkata, “Kapan rumah ini dibangun?” Usai berkata seperti itu, ia sadar, dan buru-buru berkata kepada dirinya, “Engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada kaitan denganmu. Aku pasti menghukummu dengan berpuasa setahun.” Ia pun berpuasa selama setahun.
10. Dikisahkan bahwa salah seorang dari orang shalih pergi ke padang pasir yang panas, kemudian ia berguling-guling di atasnya, sambil berkata, “Diriku, rasakan ini dan Neraka Jahannam itu lebih panas dari panas padang pasir ini. Engkau busuk di malam hari dan pengangguran di siang hari.”
11. Salah seorang dari orang shalih menghadapkan penglihatannya ke atap rumah, tiba-tiba ia melihat seorang wanita, dan ia pun melihat kepadanya. Kemudian ia menghukum dirinya dengan tidak melihat ke langit selagi ia hidup.
Begitulah, para salafush shalih mengevaluasi diri mereka atas ketidakseriusannya, memarahinya atas kelalaiannya, mewajibkannya bertakwa, dan melarangnya mengikuti hawa nafsu, karena mengikuti firman Allah Ta’ala,
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dan keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (An-Nazi’ at: 40-41).
Mujahadah (Perjuangan)
Orang Muslim mengetahui bahwa musuh besarnya ialah hawa nafsu yang ada dalam dirinya, bahwa watak hawa nafsu adalah condong kepada keburukan, lari dari kebaikan, dan memerintahkan kepada keburukan seperti dikatakan Zulaikha dalam Al-Qur’an,
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.” (Yusuf: 53).
Selain itu, watak hawa nafsu ialah senang malas-malasan, santai, dan menganggur, serta larut dalam syahwat, kendati di dalamnya terdapat kecelakaan dan kebinasaannya.
Jika orang Muslim mengetahui itu semua, maka ia memobilisasi diri untuk berjuang melawan hawa nafsunya, mengumumkan perang, mengangkat senjata untuk melawannya, dan bertekat mengatasi seluruh perjuangannya melawan hawa nafsu, dan menantang syahwatnya. Jika hawa nafsunya menyukai kehidupan santai, maka ia membuatnya lelah. Jika hawa nafsunya menginginkan syahwat, maka ia melarangnya. Jika dirinya tidak serius dalam ketaatan dan kebaikan, maka ia menghukumnya dan memarahinya, kemudian ia mewajibkannya mengerjakan apa yang tidak ia kerjakan dengan serius, dan mengganti apa yang ia sia-siakan dan ia tinggalkan. Ia bawa dirinya ke dalam pembinaan seperti itu hingga dirinya menjadi tentram, bersih, dan menjadi baik. Itulah tujuan utama mujahadah (perjuangan) terhadap hawa nafsu (diri).
Allah Ta‘ala berfirman, “Dan orang-orang yang berjihacl untuk (mencari keria’haan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69).
Ketika orang Muslim berjuang melawan dirinya agar menjadi baik, bersih, suci, tentram, berhak mendapatkan kemuliaan Allah Ta‘ala, dan keridhaan-Nya, maka ia mengetahui bahwa ini adalah jalan orang-orang shalih dan orang-orang yang jujur, kemudian ia berjalan di atas jalan tersebut karena ingin meniru mereka dan menapaktilasi jejak-jejak mereka. Rasulullah saw. saja melakukan qiyamul lail hingga kedua kakinya bengkak. Tentang hal tersebut, Rasulullah saw. pernah ditanya, kemudian beliau menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?” (Diriwayatkan Muslim).
Adakah mujahadah yang lebih tinggi dari mujahadah Rasulullah saw. di atas? Demi Allah, tidak ada.Ali bin Abu Thalib ra tentang sahabat-sahabat Rasulullah saw., “Demi Allah, aku melihat Rasulullah saw. dan aku tidak melihat sesuatu yang mencurigakan mereka. Pada pagi hari, rambut mereka kusut, berdebu, dan pucat, karena tidak tidur semalam suntuk untuk sujud, dan berdiri shalat, membaca Kitabullah, dan istirahat di antara kaki mereka dengan kening mereka. Jika mereka dzikir kepada Allah, mereka bergoyang sebagaimana pohon bergoyang ketika tertiup angin. Mata mereka bercucuran dengan airmata hingga pakaian mereka basah kuyup.”
Abu Ad-Darda’ ra “Tanpa tiga hal, aku tidak tertarik hidup, meskipun sehari saja, yaitu haus untuk Allah di siang hari yang panas, sujud untuk-Nya di pertengahan malam, dan duduk dengan orang-orang yang memilih ucapan-ucapan yang bagus, sebagaimana buah-buahan yang bagus dipilih.”
Umar bin Khaththab ra memarahi dirinya karena’ ia ketinggalan shalat Ashar berjama’ah, kemudian bersedekah dengan area tanahnya yang harganya kira-kira dua ratus dirham.
Jika Abdullah bin Umar ra ketinggalan shalat jama’ah, ia menghidupkan (tidak tidur untuk ibadah) malam harinya. Pada suatu hari, ia menunda shalat Maghrib hingga dua bintang terbit, kemudian ia memerdekakan dua budaknya.
Ali bin Abu Thalib ra berkata, “Semoga Allah merahmati orang-orang yang dikira manusia sakit, padahal mereka tidak sakit.” Itu tidak lain adalah pengaruh mujahadah mereka terhadap dirinya.Rasulullah saw. bersabda, “Manusia terbaik ialah orang yang panjang umurnya, dan baik amal perbuatannya.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia meng-hasan-kannya).
Uwais Al-Qarni Rahimahullah berkata, “Malam mi adalah malam ruku’.” Kemudian ia hidupkan seluruh malam tersebut dengan ruku’. Pada malam berikutnya, ia berkata, “Malam ini adalah malam sujud.” Ia pun menghidupkan seluruh malam tersebut dengan sujud.
Tsabit Al-Bunani Rahimahullah berkata, “Aku perah bertemu dengan orang-orang di mana salah seorang dari mereka shalat, kemudian ia tidak bisa pergi ke tempat tidurnya kecuali dengan merangkak. Salah seorang dan mereka qiyamul lail hingga kedua kakinya bengkak karena terlalu lama berdiri. Keseriusan mereka dalam ibadah sampai pada tarap jika dikatakan kepada mereka bahwa kiamat akan terjadi besok, maka mereka tidak akan menambah ibadahnya. Jika musim dingin tiba, ia berdiri di atap rumah agar ia diterpa hawa dingin sehingga tidak bisa tidur. Jika musim panas tiba, maka ia berdiri di bawah atap rumah, agar panas matahari membuatnya tidak bisa tidur. Salah seorang dan mereka meninggal dunia dalam keadaan sujud.”
Istri Masruq Rahimahullah berkata, “Masruq tidak ditemui, kecuali kedua betisnya bengkak karena saking lamanya qiyamul lail. Demi Allah, pada suatu kesempatan, saya berdiri di belakangnya ketika ia berdiri qiyam ullail, kemudian aku menangis karena iba terhadapnya.”
Jika salah seorang dan salafush shalih telah berumur empat puluh tahun, maka ia melipat kasurnya, dan tidak pernah lagi tidur di atasnya.
Dikisahkan bahwa salah seorang istri dan para salafsuh shalih yang bernama Ajrah yang telah buta berdoa dengan suara yang memilukan jika waktu sahur telah tiba, “Ya Allah, kepada-Mu orang-orang ahli ibadah mengarungi kegelapan malam untuk berlomba kepada rahmat-Mu, dan karunia ampunan-Mu. Ya Allah, dengan-Mu, aku meminta kepada-Mu, dan tidak kepada selain-Mu, hendaknya Engkau menjadikanku orang terdepan di rombongan orang-orang as-sabiqun (orang-orang yang cepat kepada kebaikan), mengangkat-Ku di sisi-Mu di 'illiyyin di derajat makhluk-makhluk yang didekatkan kepada-Mu, dan menyusulkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih. Engkau Dzat yang paling penyayang, Dzat yang paling agung dan Dzat yang paling mulia, wahai Dzat yang paling mulia.” Usai berdoa seperti itu, ia sujud. Ia tidak henti-hentinya berdoa, dan menangis hingga waktu shalat Shubuh tiba.
Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri (Darul Falah, 2002), hlm. 121-131.
Selasa, 13 November 2007
studi kritik realita pendidikan di indonesia & telaah tafsir tematik
Senin, 12 November 2007
melihat kebaikan dalam segala hal
Jika Anda dapat berhenti sejenak kemudian memikirkan tentang kehidupan Anda, Anda akan menyadari bahwa semua ingatan Anda walaupun mungkin terdiri atas beberapa dekade, akan berarti sebagai perbincangan beberapa menit saja. Apa yang pernah Anda pikir penting, atau yang benar-benar Anda kejar, atau yang coba Anda hindari, kini semuanya adalah bagian dari masa lalu. Apa pun yang mengingatkan kita pada pikiran-pikiran dan perasaan ini, itu hanyalah kenangan.Bagaimanapun juga, dalam pandangan Allah, setiap kata yang Anda ucapkan dan setiap pikiran yang terlintas dalam benak Anda telah diketahui-Nya. Setelah mati, di mana masing-masing manusia telah ditetapkan waktunya, rekaman setiap tindakan kita akan dibeberkan di hadapan kita. Yang akan terlihat dari kehidupan kita hanyalah terdiri atas detik demi detik, tanpa terlewat satu bagian kecil pun. Dalam pandangan Allah, tak ada rincian hidup kita yang terlupakan.Jika dalam setiap aspek kehidupan, Anda menghabiskan hidup dengan berserah diri kepada kekuasaan mutlak Allah, menerima tujuan penciptaan-Nya, kemudian menyadari kebaikan dalam segala hal, serta sadar akan kesempurnaan dalam setiap rencana Ilahiah yang ditetapkan oleh Allah, Anda dapat memastikan bahwa hasil akhir Anda akan baik.Hal itu karena di saat kematiannya, manusia dihadapkan pada dua pilihan. Jika yang satu telah dijalankan dengan nilai-nilai yang dinyatakan oleh Allah, ia akan mendapatkan keselamatan abadi. Jika tidak, ia kan menderita kesengsaraan tak berujung. Akhlaq yang Allah meminta kita untuk melaksanakannya adalah berupa rasa syukur terhadap-Nya dalam setiap hal, tak peduli bagaimanapun kondisi dan keadaannya. Allah menginginkan agar kita meyakini bahwa pasti ada kebaikan dalam segala hal yang menimpa kita dengan menyadari bahwa semua itu berasal dari Allah.Menerima apa pun yang menimpa kita dan meyakini bahwa ada kebaikan dalam setiap kejadian walaupun tampaknya merugikan, bahkan malah bersyukur untuk semua itu, bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Ia adalah kebenaran yang disadari melalui pemahaman akan kebesaran dan keagungan Allah. Seseorang hanya perlu mengenal Tuhan-Nya-Pencipta alam semesta-dan peristiwa apa pun yang terjadi di dalamnya serta bersyukur atas semua itu.Sejak pertama kali seseorang membuka matanya di dunia, Allahlah yang menetapkan setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Allahlah Yang Mahakuasa, Mahabijaksana, dan Mahaadil. Semua diciptakan Allah dalam rangka memenuhi rencana-Nya dan untuk tujuan Ilahiah, sebagaimana difirmankan Allah dalam sebuah ayat Al-Qur'an, "Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (al-Qamar: 49) Dalam cahaya kekuasaan dan kehebatan Allah yang tiada batasnya, manus...
arti hidup
suatu hari..pernah kurenungi…
adakah seorang insan yang mengerti..
apakah arti kehidupan ini…
pernah kucari arti cinta sejati
namun yang kutemui hanyalah mimpi..
suatu mimpi kosong yang tak bertepi
apakah salah hati ini
ingin memiliki sebuah cinta sejati..
apakah arti sebuah persahabatan sejati
apakah itu juga sebuah mimpi..?
jika benar, apalah arti semua ini..
sudah banyak hari kujalani
tanpa suatu tujuan yang pasti…
semua seakan hanyalah ilusi..
ilusi yang tiada memiliki arti
Arti kehidupan..
Bagi kehidupan adalah sebuah roda..
dimana saat kita berjalan kita bisa berada di atas & berada dibawah..!!
Saat kita bisa berjalan di atas jalan yang lurus dan dijalan yang banyak kerikil_kerikil yang membuat kita selalu ingin menyerah dan mengakhiri hidup…
tapi….
Setidaknya dengan Hidup ini Q bisa belajar menjadi orang yang tegar dan bisa menjadi orang yang tak mudah bergantung kepada orang lain…
Dan saat hujan turun….
Saat itu pula aku akan menangisi pedihnya jalanku…
Saat pelangi mulai timbul…
saat itu pula aku akan kembali tersenyum kepada dunia…
Saat bintang mulai Bersinar…
Saat itu pula aku akan memancarkan cahaya ku untuk membantu orang_oranh yang butuh Sinarku..
Walaupun…sanpai Redup cahayaku
Tapi,,,
bukankah saat itu juga akan datang..????
Minggu, 11 November 2007
luka menganga itu masih tersirat
Rabu, 07 November 2007
apa sih arti nya...?
saya memiliki suatu permasalahan yang amat susah untuk di fikirkan,saya memiliki 2 keluarga tapi yang satu adalah keluarga station on air,mereka bilang kami satu keluarga tapi saya hanya bisa bertanya-tanya apa yang mereka maksut dengan keluarga....
heeh keluarga mereka mengajari saya mengerti arti sebuah keluarga tapi apa mereka tahu bagaimana memperlakukan keluarga,bagaimana seharusnya bersikap terhadap keluarga apakah dalam keluarga on ini ada keadilan ada tidak kesenjangan di dalamnya,apakah masalah yang ada harus di selesaikan dengan emosi dengan mengorbankanj persahabatanku dengan sahabat-sahabatku.apa itu yang di sebut keluarga.....???????????????????????????????
tapi saya tetap menghargai mereka pernah suatu saat saya mengungkapkan suatu hal tentang hal yang salah dan saya menyatakan hal yang benar tetapi mereka tak pernah mendengarkan saya setelah saya punya masalah mereka hanya bisa memikirkan diri mereka sendiri,tanpa melihat bagaimana nasib saya,bagaimana perasaan saya,apakah ini yang di sebut keluarga
ABCD aduh boooo cape dech......
hah saya hanya bisa menghela nafas dan segera melupakan segalanya...
terima kasih keluarga on kalian telah membantuku menikmati dan memaknai hidup yang pedih ini
Selasa, 06 November 2007
keindahan hidup
setelah berbagai masalah ku hadapi dan banyak sekali hal-hal yang sangat membuatku menderita bahkan menangis dan hati ini terasa amat sakit.aku baru sadar bahwa smua itu adalah takdirku aku tahu aku memang lemah tapi aku akan berusaha untuk menjadi wanita yang tidak takut kesedihan meski air mata ku mengalir deras aku tak takut menghadapi hidup ini.karna aku yakin allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya tanpa sesuai dengan kemampuan dari hambanya.dan aku juga tidak akan takut menghadapi masalah ku sendiri karna mungkin dengan adanya masalah ini bisa membuatku lebih dewasa kembali.setelah berbagai masalah ku lalui ternyata aku amat menikmati penderitaan itu dan aku sangat menikmatinya dan aku akan terus berjalan melewati segala hal yang merintangi hidup ini tanpa perduli apa yang di katakan orang lain kepadaku karena yang ku takutkan hanyalah murka allah swt.kanera zat yang tak berawal dan tak berakhir inilah yang menciptakan aku.terimakasih ya allah engkau telah memberikan yang terbaik untuk ku
di jual keputusasaan
saat hidup ini mulai menuju ke suatu arah ternyata ada hal yang tak tarkirakan terjadi pada diri inisuatu hal yang mempertaruhkan sebuah persahabatan,dan aku talah melakukan banyak kebodohan,aku telah mengecewakan sahabat- sahabat ku,aku takut amat takut,tapi aku tidak takut kehilangan dia aku takut kehilangan keyakinanya pada ku,aku telah memohon padanya untuk memaafkan diriku tapi luka di hatinya teramat dalam baginya dan rasa menyesalku serta permintaan maaf ku tak bisa mengobati lukanya,aku amat takut kehilangan hak sebagai sahabatnya,aku memang bodoh,aku telah melakukan kebodohan yang membuatku lemah,saat ini aku merasa aku sudah bukan aku lagi,aku telah menyakiti sahabatku sendiri,aku merasa amat lemah aku yang biasanya tak pernah kehilangan senyum hari ini tak ada senyum sedikitpun dari bibirku.harus bagaimana aku menghadapi semua ini aku tak punya tempat untuk mencurahkan segala kepedihan ku ini,hanya dengan melelangnya lah aku bisa kembali seperti dulu lagi.tapi aku tak akan pernah menyerah dengan smua ini aku akan terus berjuang dan terus bertahan meski apapun yang terjadi .hingga aku menemukan seorang yang bisa membawaku kembali kepada diriku yang dulu lagi.
adakah dari anda yang mau melelangnya...???
hanya dengan memberikan bahu anda untuk ku atau sekedar meminjamkanya untuk ku anda sudah dapatkan dpnya
Senin, 05 November 2007
perhatian lebih dari pendengarku
sebuah kisah yang terjadi saat saya sedang siaran.saya memiliki seorang pendengar yang amat sangat menyukai saya.nama di udaranya OVEL.dia tahu kalau saya sudah punya kekasih tapi dia gak mau tahu saya sudah menjelaskan kepadanya bahwasanya saya hanyalah seorang wanita yang apa adanya,sederhana,dan gak ada istimewanya sedikitpun menurut saya.tapi dia tetap menyukai saya bahkan dia tidak perduli apapun segalanya tentang saya.bahkan dia berbicara hal hal yang buruk tentang kekasihku.dan dia terus saja mengejarku.pembaca yang terhormat tolong beri saran kepada saya apa yang harus say lakukan...???
Minggu, 04 November 2007
my broadcast about ahlaq dan keutamaan
Sebagaimana masyarakat Islam itu memiliki keistimewaan di bidang aqidah, ibadah dan pemikiran, maka ia juga memiliki keistimewaan dalam masalah akhlaq dan keutamaan.
Akhlaq dan keutamaan merupakan bagian penting dari eksistensi masyarakat Islam. Mereka adalah masyarakat yang mengenal persamaan keadilan, kebajikan dan kasih sayang, kejujuran dan kepercayaan, sabar dan kesetiaan, rasa malu dan kesetiaan, 'izzah dan ketawadhu'an, kedermawanan dan keberanian, perjuangan dan pengorbanan, kebersihan dan keindahan, kesederhanaan dan keseimbangan, pemaaf dan penyantun, serta saling menasihati dan bekerjasama (ta'awun). Mereka beramar ma'ruf dan nahi munkar, melakukan segala bentuk kebaikan dan kemuliaan, keutamaan akhlaq, semua dengan niat ikhlas karena Allah, bertaubat dan bertawakal kepada-Nya, takut menghadapi ancaman-Nya dan mengharap rahmat-Nya. Memuliakan syiar-syiarNya, senang untuk memperoleh ridhaNya, menghindari murka-Nya, dan lain-lain dari nilai-nilai Rabbaniyah yang telah banyak dilupakan oleh manusia.
Ketika kita berbicara tentang akhlaq, maka bukanlah akhlaq itu hanya menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia saja, akan tetapi ia mencakup hubungan manusia dengan penciptannya juga.
Sabtu, 03 November 2007
my live
segala yang ada dalam hidup ini tak ada seorangpun tahu...
hidup ini memang begini terus berjalan tanpa henti...
meski banyak hal yang tak mudah di mengerti...
banyak hal yang menyedihkan juga ikut berbaur di sana...
tapi ini hidup ...
harus kita jalani meski apapun yang terjadi...
karna hidup untuk menghadapi sgala hal yang ada...
bukan untuk lari dari kehidupan...
tetap semangat dan hadapi segalanya dengan penuh keikhlasan...
keep smiling...
terus semangat....
smangat!!!