Minggu, 16 Desember 2007

lakhsmi
aku ada berawal dari yang tiada
berawal dara hati,rasa dan juga kata

saat terlahir ke dunia yang penuh dosa ini
ia teriakan suara kecilnya
sebagai makhluk baru yang belum ternoda dan tergoda


Selasa, 11 Desember 2007

mengapa kita mesti di uji


MENGAPA KITA MESTI DIUJI
Penyair Kelana Bersyair
Kubasuh mulut wajah dan telinga
Agar cerah wajahku ini saat bertutur ditengah malam dengan Mu
Agar jelas telinga ini saat mendengar tentang isi kalam Suci Mu
Kubasuh kaki dan tanganku
Agar dapat meniti jalan keSurga yang Engkau janjikan
Dengan kedua tangan yang tengadah aku meminta ampun
Wahai Yang Maha Lembut lagi Penyantun
Engkaulah Dzat yang Maha Pengampun
Dan telah berpasrah diriku ini hanya kepadaMu
Ya Malikal Mulki Ya Dzaljalali Wal Ikhrom.


MENGAPA MESTI DIUJI.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan :
Kami telah beriman sementara mereka tidak diuji ?.
Dan sesungguhnya Aku ( Allah ) telah menguji orang orang sebelum kalian
Maka sesungguhnya Aku mengetahui orang orang yang benar
Dan orang orang yang berdusta. ( Al ? Ankabut ayat 2-3 ).

MENGAPA AKU TAK DAPAT APA YANG AKU IDAM IDAMKAN
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik untukmu
Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk untukmu
Allah Maha mengetahui sementara kamu tidak mengetahui. ( Al-Baqarah ayat 216 ).

KENAPA UJIAN MESTI SEBERAT INI
Allah tidak membebani seseorang itu
Melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ( Al-Baqarah ayat 286 ).

MANAKALA MERASA FRUSTRASI
Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedih hati
Padahal kamu adalah orang orang yang paling tinggi derajatnya
Jika kamu sungguh sungguh orang yang beriman. ( Ali Imran ayat 139 ).

BAGAIMANA AKU MESTI MENGHADAPINYA
Wahai orang orang yang beriman
Bersabarlah kalian dalam menghadapi kesukaran
Dalam mengerjakan kebajikan
Dan kuatkanlah kesabaran kalian melebihi dari kesabaran musuh dimedan pertempuran
Bersiap sedialah dengan kekuatan dan pertahanan
Serta bertawakal kepada Allah agar kalian berjaya mencapai kemenangan.
( Ali Imran ayat 200 ).
Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan jalan bersabar dan mengerjakan sholat
Sesungguhnya sholat amatlah berat kecuali bagi orang orang yang khusyuk tak merasa berat. ( Al-Baqarah ayat 45 ).

APA YANG KUDAPATKAN DARI SEMUA INI
Sesungguhnya Allah telah membeli dirinya orang orang iman
Dan hartanya dengan diberi Surga kepada mereka. ( At- Taubah ayat 111 ).

KEPADA SIAPA AKU MESTI BERHARAP
Cukuplah Allah bagiku
Tiada Tuhan selain dariNya
Hanya kepadanya aku berpasrah diri. ( At-Taubah ayat 129 ).

AKU SUDAH TAK SANGGUP BERTAHAN LAGI
Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah
Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah
Melainkan kaum yang kafir ( Tidak percaya ) kepada Allah. ( Yusuf ayat 12 ).

Wahai anak Adam :
Barang siapa yang tidak bersyukur atas nikmat dariKu
Dan tidak sabar dengan segala cobaan dariKu
Maka keluarlah kamu dari bumi Ku ini
Dan carilah Tuhan selain Aku. ( Al ? Hadist ).

APA SAJA YANG BERLAKU DIDUNIA INI HANYA ALLAH YANG MAHA MENGETAHUI.

iman bukan sekedar berkata


Iman bukan sekadar mengucapkan dua kalimah syahadah.
harus dibuktikan melalui lisan, perbuatan dan amalan.
Bukankah dalam al-quran, Allah swt telah berfirman bahawa iman seseorang akan diujiNya untuk membuktikan bahwa dia memang beriman kepada Allah?

Jikalau dia berkata dia beriman tetapi dia melakukan perkara keji dan mungkar,
dia berlaku zalim terhadap dirinya sendiri,
imannya masih perlu ditingkatkan melalui taubat.

Jikalau dia berkata dia beriman
tetapi dia menafikan hak orang lain,
dia berlaku zalim tehadap mereka,
imannya dikotori dengan perasaan hasad dengki.

Jikalau dia berkata dia beriman
tetapi dia menolak sesetengah hukum syarak
seperti kewajipan menutup aurat dan amalan poligami, dia sudah berlaku syirik, imannya dilemahi oleh hasutan syaitan.

Hendak mengatakan kita benar-benar beriman adalah dengan berusaha
kemudian menyerahkan segala kepada ketentuanNya
walaupun hasilnya mungkin kurang kita senangi dan kurang fahami,
karena yakin bahwa ketentuan Allah swt adalah yang terbaik untuk umatnya.

Beriman sepenuhnya memerlukan kesungguhan,
ketaqwaan dan sujud kepada kehendak dan suruhanNya,
bersyukur ketika gembira,
dan bersabar ketika ditimpa musibah.

Senin, 10 Desember 2007

ukhti,,,sepenggal doa untuk mu

Robb,...
Aku datang pada Mu dengan penuh kepasrahan
Ketika dihadapkan kepada pilihan terberat

Robb,...
Beri ketetapan hati untukku
Hati yang terbaik yang sama-sama kita lihat
Hati yang bukan saja menyejukkan dalam pandanganku
Tapi hati yang telah kau lihat sampai menembus relung kalbunya...

Alloh yang Maha Kuasa,
Maha melihat masa depan,
Maha mengetahui yang akan terjadi
Engkau jua yang mengetahui keinginan terdalam hatiku

Ya Alloh,...
Jika mendambanya adalah kesalahan
dan merindunya adalah kekeliruan
Tolong jangan biarkan hati ini terbuai dalam keindahan fatamorgana semu...

Jika kesempurnaannya bukan untukku...
Tolong bawa jauh dari relung hati...
Hapuskan khayalan keindahan tentangnya
dan jangan biarkan aku terlena dalam keindahannya...
Gantikan aku dengan kesempurnaan yang sebenarnya untuk dia

Tapi Tuhan,...
Jika kesempurnaanku adalah bersamanya
Beri aku kekuatan menentukan pilihan
Beri aku kesabaran dalam menjalani proses menggapainya
Jika dia memang untukku...
Jangan biarkan aku menyerah & terpuruk dalam belenggu masa lalu............

Smoga kau ridhoi kami untuk bersatu
Mengarungi sisa umur...
Menapaki jalan kearah Mu...
Dan melukis keindahan untuk dunia dan akhirat kami...

Tolong beri kesabaran yang penuh...
dalam melalui detik-detik waktu yang berjalan...

Amien......

Doa ini untuk seseorang yang telah mengingatkan tentang kekuasaan-Nya, menjadikan aku kembali merindukan cinta-Nya. Terimakasih atas semua yg pernah kita lalui.....
Smoga Alloh slalu membimbing & membahagiakan mu... Amien

kecantikan

Dalam syariat Islam, perempuan yang ingin tampil cantik itu fitrah. Walau kadang penilaian cantik itu sendiri relatif dan subyektif. Cantik itu sendiri bisa dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu:

1. Cantik secara lahiriah:
- menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh
- keserasian dalam berpakaian.
Berpakaian di sini haruslah menutup aurat sesuai dengan Al Qur’an surat An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Setelah memenuhi kriteria tadi, barulah diperbolehkan berpakaian untuk memenuhi nilai estetika, indah dan pantas secara wajar.

2. Cantik secara spiritual:
- Memiliki kedekatan hubungan dengan Allah
- Berusaha menjadi hamba Allah yang taat

3. Cantik emosi dan akhlak:
- memiliki rasa malu, lemah lembut, santun, jujur, amanah, dan menjaga kehormatan dan kesucian diri.

4. Cantik intelektual
Seorang muslimah harus memiliki kecerdasan intelektual dan tidak akan membiarkan dirinya direndahkan, dilecehkan dan dieksploitasi.

Semua hal di atas akan membuat seorang wanita yang mempesona karena memiliki daya tarik kepribadian, meski ia tidak cantik secara fisik. Dan tidak seperti kecantikan fisik yang merupakan pemberian Allah yang tidak boleh diubah, inner beauty seperti kecantikan spiritual, akhlak, dan intelektual dapat diusahakan dan ditingkatkan.
Jadi, bolehkah seorang muslimah menjadi cantik dan melakukan usaha-usaha agar menjadi cantik? Of course boleh banget, Hanya perlu diingat: Luruskan kembali niat kita. Usaha yang kita lakukan adalah dalam rangka merawat tubuh yang merupakan karunia Allah yang harus disyukuri, harus berada dalam koridor-koridor yang diperbolehkan oleh syariat Islam. Dan jangan sampai membahayakan kesehatan kita sendiri.

Rabu, 05 Desember 2007

cek selalu hati kita


Alangkah bahagianya ketika sebuah goresan kecil mampu menundukkan hati yang sedang gelisah, marah, haru dll. itulah yang menjadikan misi dari blog ini, untaian kata - kata bijak yang di tulis merupakan kata - kata yang pernah saya dengar baik itu bersumber dari Al - Qur'an, hadist, candikiawan, serta tokoh - tokoh yang berjasa untuk dunia ini. " Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri.Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan "rendah हटी da."dan"melakukan suatu hal yang Bermanfa'at Walau Sekecil Apapun "Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna

Selasa, 04 Desember 2007

jiwa


Jadikan Jiwa Sebagai Khazanah Simpanan Barang Yang Berharga Untuk Kehidupan
Thu, 2007-10-11 12:49 — admin
Jiwa atau hati adalah merupakan wadah atau tempat simpanan, yaitu tempat menyimpan intan berlian maknawi dan rohani, mahmudah yang sangat berharga, juga sebagai tempat menyimpan najis-najis maknawi dan rohani, mazmumah yang jijik dan kotor. Ia tergantung kepada kita mengisinya. Kita buat pilihan apakah hendak kita isi dengan intan berlian mahmudah atau hendak diisi dengan najis-najis mazmumah yang kotor.
Dari situlah dia akan dikeluarkan atau dialirkan kembali ke dalam kehidupan bermasyarakat melalui saluran-saluran yaitu tangan, kaki, mata, telinga, mulut dan perilaku kita dengan dibantu oleh kepandaian akal.
Apa yang disimpan di dalam khazanah hati atau jiwa itu, ia akan keluar setiap saat pada waktu kita sadari atau tidak. Sasarannya adalah pada kehidupan bermasyarakat. Ertinya masyarakatlah yang akan menerimanya, bersama-sama dengan yang empunyanya.
Kalau apa yang dikeluarkan dari khazanah hati atau jiwa itu sesuatu yang berharga, misalnya yang keluar itu ialah intan berlian maknawi dan rohani iaitu sifat-sifat mahmudah yang sangat bermanfaat kepada diri kita dan seluruh manusia seperti sifat-sifat ikhlas, pemurah, kasih sayang, lemah lembut, tawadhuk, tenggang rasa, simpati, sabar, redha, berkerjasama, tawakal dan lain-lain lagi sifat mahmudah yang berharga. Alangkah indahnya kehidupan bermasyarakat. Masyarakat mendapat keuntungan yang besar iaitu:1. Yang miskin terbela.2. Yang mendapat bala ditolong.3. Yang kaya tidak didengki.4. Orang tua, ibu bapa, guru, pemimpin dihormati.5. Pemimpin adil.6. Orang-orang kecil, anak-anak, lemah disayangi.
Aman, damai, bahagia dan harmonis. Inilah dia faedah yang akan dapat oleh manusia di dalam kehidupan dari intan berlian maknawi dan rohani iaitu sifat-sifat mahmudah yang mengalir dari tempat simpanan khazanah hati atau jiwa yang murni.
Tapi alangkah malangnya kalau yang keluar dari khazanah simpanan hati atau jiwa itu najis mazmumah yang busuk, yang jijik, yang menjadi racun di dalam kehidupan bermasyarakat. Sudah tentu maka akan musnah dan rusaklah dan binasalah masyarakat.
Yaitu kalau yang mengalir ke dalam masyarakat itu najis maknawi dan rohani seperti mengumpat, najis hasad dengki, najis pemarah, najis tamak, najis sombong, najis ego, najis mementingkan diri, najis adu domba, najis tidak bertimbang rasa, najis pembohong, najis menfitnah, najis khianat dan lain-lain lagi. Maka busuklah masyarakat. Masyarakat akan tercemar. Masyarakat yang kotor. Ini lah bala bencana yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Ayat Quran yang bermaksud:
"Terjadi kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah neneruskan azab kepada kepada mereka sebagian akibat dari perbuatan mereka, agar mereka (kembali ke jalan yang benar).(Ar Rum: 41)
Dari racun najis mazmumah yang mengalir itu, maka terjadilah kehancuran pada masyarakat.Terjadi perkelahian pada masyarakat, Masyarakat saling bermusuhan, krisis pada masyarakat, terjadi pecah-belah pada masyarakat. Masyarakat ketakutan, huru-haralah masyarakat, berperanglah masyarakat. Berbagai-bagai gejala maksiat dan kemungkaran akan memenuhi masyarakat. Berbagai-bagai bentuk kejahatan mengisi masyarakat.
Oleh sebab itu hendaklah kita berusaha dan berjuang mengumpulkan dengan berupaya dan bersungguh-sungguh intan berlian maknawi dan rohani di dalam simpanan khazanah hati dan jiwa kita agar ia akan jadi kekayaan dan aset agama kita, negara kita dan Akhirat kita yang sangat menguntungkan.
Begitulah juga hendaklah kita bersungguh-sungguh, membendung, menyekat najis-najis mazmumah yang busuk dan jijik itu untuk tidak masuk ke dalam khazanah hati atau jiwa kita sebagai barang simpanan yang mana ia juga akan menjadi racun perusak kepada agama kita, diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan negara kita.

Senin, 03 Desember 2007

मेनुजू सुरगा देंगन cinta


eramuslim - Setiap individu pasti akan merasai cinta dan mencintai sesuatu. Cinta adalah perasaan halus yang dimiliki hati setiap manusia, dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Islam, cinta merupakan masalah utama dalam kehidupan dunia dan akhirat. Ini karena Islam sendiri merupakan agama yang berasaskan cinta. Sabda Rasullulah SAW.: "Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia akan mendapat manisnya iman, yakni: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka" (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itulah Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada agama, cinta kepada aqidah, juga cinta kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21).
Jelaslah bahwa cinta adalah tanda kehidupan ruhani dalam aqidah orang mukmin, seperti halnya cinta juga menjadi dasar dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Selain itu, iman dalam Islam ditegakkan berdasarkan cinta dan kasih sayang, sebagaimana terlukis indah dalam sabda Rasulullah SAW : "Demi Dzat yang diriku ada di tanganNya, kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman dengan sempurna hingga kamu saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR Muslim)
Dalam hadist diatas, Rasullulah SAW menegaskan bahwa jalan menuju ke syurga bergantung kepada iman, dan iman bergantung kepada cinta. Maka cinta adalah syarat dalam iman, rukun dalam aqidah, dan asas dalam agama.
Cinta dalam Islam adalah kaidah dan sistem yang mempunyai batas. Ia adalah penunjuk ke arah mendidik jiwa, membersihkan akhlaq serta mencegah atau melindungi diri daripada dosa-dosa. Cinta dapat membimbing jiwa agar bersinar cemerlang, penuh dengan perasaan cinta dan dicintai.
Sayangnya dalam kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung penuh hawa nafsu dan menyimpang daripada tujuan murni yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita dibuai dengan lagu cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta yang menghanyutkan kita ke dunia khayal yang merugikan. Kini bahkan banyak yang menyalahartikan makna cinta sebenarnya, sehingga terdorong melewati batas pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Untuk itu, renungkanlah sejenak hakikat kehidupan kita di dunia. Rasullulah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri." Juga sabda Rasulullah, "Barang siapa ingin mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain karena Allah." (HR Hakim dari Abu Hurairah).

Minggu, 02 Desember 2007

इसलाम agamaku

Islam bukan hanya Agama rumus, bukan hanya agama pola dan formula. Islam adalah Agama perjuangan, agama kesungguhan. Menjadi seorang Muslim sekaligus menjadi pahlawan yang sanggup berjuang. Seluruh ajaran Islam, segenap kalimat dan semangat dalam Al-Qur-an dan Hadits Nabi yang menjadi tafsir Al-Kitab itu, semuanya ada tali-temalinya dengan perjuangan, tidak ada yang lepas dari matarantai perjuangan. Jika Islam bukanlah Agama perjuangan, tidak berhak ia menyatakan diri sebagai Agama yang terachir didunia, tidak berhak dia mengakui Agama yang paling sempurna untuk menjawab seluruh persoalan dunia dan kemanusiaan. Seorang Muslim menyatakan keyakinan Tauhidnya, membahas upacara per’ibadahan Islam, pergaulan hidup Islam, perdamaian dan persaudaraan manusia, kerukunan antar bangsa, perluasan daerah, susunan masyarakat dan politik-kenegaraan, semuanya itu berhubungan langsung dengan perjuangan, tidak lagi yang lepas daripadanya. Dikala cahaya fajar menyingsing diufuk Timur, ayam jantan berkokok memuja Tuhannya, segera menggema suara Bilal dari Masjid Nabawy. Gema adzan itu bersambung dari menara kemenara, disegala Masjid dan Mushala seluruh dunia. Jutaan muadzin yang menyambung suara Bilal memanggil Ummat yang ber Iman. Adzan dan panggilan itu dibuka dengan kalimat Takbir, Allahu Akbar (Allah Maha Besar), disusul dengan kalimat militan : Hayya ‘alal Falaah ! (Mari merebut Menang !). Antara kalimat Takbir yang membuka adzan dengan kalimat Hayya ‘alal falaah yang menyusulnya, ada sesuatu yang tidak diucapkan, tapi terasa dalam jiwa daya dan adanya, ............ ialah perjuangan. Perjuangan membela Kebesaran Tuhan, mempertahankan Keesaan Tuhan, perjuangan merebut dan menegakkan Kehidupan Menang didunia. Allahu Akbar, laa ilaha illallaah ! Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan kecuali Dia ! Itu kalimat Tauhid ! Kalimat Tauhid itu yang telah mengikat dan menyusun uchuwwah dan jama’ah Islamiyah masa dahulu. Kalimat Tauhid itu yang telah membentuk Quwwah Islamiyah, kekuatan Islam yang telah menggoncangkan kerajaan Persi dan Rumawi. Atsarut Tauhid itu yang telah memancarkan kemampuan membangun dan menciptakan sesuatu yang berarti dalam dunia, karya dan jasa Ummat Islam. Ruhut Tauhid itu yang telah melahirkan pahlawan dan perwira Islam pada abad pertama. Ajaran Tauhid itu yang telah menuntun Nuh, Ibrahim, Musa dan ‘Isa dalam menunaikan risalah Tuhannya, menghadapi segala manusia dan segala kekuasaan yang menentang. Kalimat dan semangat Tauhid itu yang telah mengendalikan Nabi Yang Terachir, Muhammad SAW, Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali dalam perjuangan dan pertarungan keyakinan, menghadapi segala manusia dan segala kekuasaan yang hendak memusnahkan dia. Allahu Akbar ! Dengan kalimat itu Mu’min dipanggil untuk menegakkan Shalat. Dengan kalimat itu pula Mu’min memulai Shalatnya. Shalat yang dimulai dengan Takbir dan ditutup dengan Salaam (seruan damai dan sejahtera bagi seluruh isi alam) Mu’min sadar, antara Takbir dan Salaam itu terbentang jalan perjuangan yang jauh, terbuka medan dan gelanggang perjuangan yang luas entah dimana tepinya. Allahu Akbar ! Kalimat itu juga yang telah menggerakkan Ummat Islam Indonesia dalam Revolusi Agustus yang besar, mengurbankan apa saja yang dimilikinya untuk memenangkan perjuangan bangsa. Puluhan kali kalimat itu dibaca dan diulang dikala adzan dan iqamat, diwaktu shalat dan dzikir; memperingatkan kepada Ummat Tauhid bahwa mereka adalah Ummat yang berjuang. Berjuang membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan didunia. Berjuang melepaskan sijelata dari belenggu kezaliman. Berjuang menahan tangan sewenang-wenang dari manusia yang kuat yang hendak menelan dan memusnahkan kaum yang lemah. Berjuang mengembalikan perjalanan seluruh isi alam ini kepada garis-ketentuan kekal, harmoni dan abadi. Muslim dan Mu’min memantangkan dan mengharamkan dirinya tinggal diam menonton kezaliman, penghisapan oleh manusia atas manusia, pemerasan dan penindasan dari golongan yang kuat berkuasa atas golongan yang lemah, sijelata yang papa. Hanyalah Iman yang sudah kering dan Tauhid yang sudah layu, yang tidak ambil peduli dengan segala kezaliman dan kesewenang-wenangan. Iman yang sudah kering dan Tauhid yang sudah layu, itulah tanda dan alamat kemusnahan dan keruntuhan yang pasti tibanya kepada kaum Muslimin. Jiwa yang segan berjuang, enggan berkurban, takut kulit terkelupas, takut kematian, cinta dunia dan benda, diperhamba oleh dunia dan benda, segala itu adalah alamat telah lenyapnya kuasa Iman dari dada manusia. Mari pembaca saya ajak menikmati ucapan Sayid Abdurrahman Al-Kawakiby memesankan amanat jihad kepada sahabat-perjuangannya untuk menentang imperialisme Barat, yang dirangkainya dalam bukunya Thabaai’ul Istabdaad : Wahai bangsaku ! Semoga Tuhan menjauhkan kamu sekalian daripada siksa dan bencana. Mudah-mudahan Ia melimpahkan kecerdasan kepadamu untuk kehidupan terang mendatang. Sekiranya para penzalim dan penindas bangsa Barat telah membelenggu tanganmu, telah menyesakkan nafasmu dan menyempitnya dadamu, sehingga merendahkan dirimu dan menghinakan kamu dalam pergaulan hidup ini, sehingga engkau tidak tahan lagi, apakah kamu masih hidup atau sudah menjadi bangkai ? Sudikah kau memberitakan kepadaku ? Mengapa kamu rela menerima pimpinan kamu yang zalim dan penindas, sehingga kamu dilemparkan kepada maut-kematian ? Tidakkah kamu berkuasa menentukan pilihan sendiri, agar kamu mati menurut kehendakmu, tidak menurut kemauan kaum penindas dan pemeras ? Ataukah memang penganiayaan dan penindasan itu kamu kehendaki, sehingga datang kematian kepadamu ? Demi Allah, tidak sekali-sekali begitu, tidak ! Jika aku rindu kepada kematian, baik dalam kehinaan atau dalam kemuliaan, baik mati biasa atau mati dalam perjuangan, mati dan kematian itu adalah sama dan tidak berbeda. Mati adalah kemestian, tak guna ditakuti. Jika aku merindui kematian, datanglah kematian itu hari ini, jangan ditangguhkan sampai besok, dan hendaklah kematian itu ditanganku sendiri, tidak ditangan musuh-musuhku. Wahai sahabat perjuangan ! Dengan asma Allah aku menyampaikan harapan kepada kamu semua. Ketahuilah, aku berkata benar kepadamu. Aku tahu dan mengerti, bahwa kamu tidak ingin Maut karena mencintai Hidup. Akan tetapi engkau dungu dan bebal. Kami tidak tahu jalan kearah kematian. Kamu lari mengelakkan Maut, padahal kamu menuju kearah itu. Jikalau kalian mengerti jalan yang benar, tentulah kamu insaf, bahwa lari dari mati adalah kematian yang sejati; dan tak gentar menghadapi Maut adalah Hidup. Sesungguhnya takut akan kepayahan, akan mengekalkan kita dalam paya kepayahan itu. Berani menempuh kepayahan dan mengatasi kesulitan, adalah kesenangan dan kegembiraan yang kekal. Ketahuilah olehmu, wahai bangsaku, sesungguhnya kemerdekaan, bebas dari belenggu dan cengkraman kaum penindas dan pemeras, sehingga kamu merdeka menjalankan segala perintah Ilahy dan menjauhi laranganNya, adalah laksana syajaratulchuldi (pohon yang kekal abadi dalam sorga jannatunna’im), tetapi pohon itu harus disiram dengan tetesan darah pengurbanan. Adapun perbudakan dan perhambaan, adalah laksana syajaratuzzaqqum (pohon yang kekal dalam neraka jahim); ia harus disiram dengan pengaliran darah kotor, penghinaan dan jiratan leher selama-lamanya. Alangkah indah, dalam dan tajamnya ucapan pejuang Islam itu ! Ruh jihad dan semangat kurban yang dipupuk oleh ajaran Tauhid; dengan senyum simpul mencari Maut untuk menemani Hidup yang kekal, langsung mendapat kedudukan terhormat disisi Rabbul Jalil, dalam jannah yang dijanjikan dan dicadangkan buat Mu’minin dan Mujahidin. Kaum Mu’minin telah menjual diri dan hartanya untuk menebus kehidupan yang kekal itu. Jiwanya telah naik terbang meninggalkan duniawy dan materi. Sesungguhnya Allah telah membeli dari Mu’minin jiwa dan harta mereka, dengan harga-balasan, bahwa untuk mereka disediakan sorga; tapi hendaklah mereka berjuang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh, itu suatu ketentuan yang dijanjikan, tersebut dalam Taurat, Injil dan Qur-an. Bukankah tidak ada yang sempurna janjinya lebih daripada Allah ? Oleh sebab itu, bergembiralah dengan perjanjian kamu yang janjikan kepadaNya, karena yang demikian adalah bahagia yang besar. ( QS. Al Baraah : 111 ) Wahai Ummat Mu’min ! Apa sebabnya, jika kamu diseru berjuang pada jalan Allah, kamu berat kepada bumi ? Apakah kamu lebih menyukai penghidupan dunia yang rendah ini daripada kehidupan Achirat, padahal penghidupan dunia itu amatlah sedikitnya jika dibandingkan dengan penghidupan Achirat ? Kalau kamu tidak mau berjuang, Ia akan menurunkan adzab, siksa dan bencana kepadamu, dan Ia akan menggantikan kamu dengan kaum yang tidak serupa dengan kamu, sedangkan kamu tidak kuasa membahayai Dia sedikitpun, karena Allah itu berkuasa atas segala sesuatu. Berangkatlah dalam keadaan ringan atau berat berjuang dengan harta dan jiwamu dijalan Allah, yang demikian itu adalah baik bagimu, jika kamu tahu. Orang-orang yang ber-Iman kepada Allah dan Hari Kemudian tidak akan minta tangguh kepadamu untuk mundur daripada berjuang dengan harta dan jiwa mereka, Allah mengetahui orang-orang yang berbakti. Hanya yang akan minta izin kepadamu yalah orang-orang yang tidak percaya kepada Allah dan Hari Kemudian dan ragu-ragu hati mereka. Lantaran itu mereka akan bingung dalam keraguan mereka. ( QS. Al-Baraah : 38-39, 41, 44-45 ) Mengapa kamu tidak mau berjuang pada jalan Allah, membela kaum yang lemah, wanita dan pria serta anak-anak (yang karena tak tahan menanggungkan kezaliman) mereka berdu’a kepada Tuhan : Wahai Tuhan kami ! Keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya zalim ini, dan kirimlah untuk kami langsung daripada Mu Pemimpin dan Pembela kami dalam perjuangan. ( QS. An-Nisa’ : 75 ) Itulah sebagian dari suara Wahyu yang memberi komando kepada Ummat Islam untuk berjuang pada jalan Allah, membela keadilan dan kebenaran, membela kaum yang tertindas dan lemah. Filosofi Jihad dalam Islam luas maknanya. Keluasan makna Jihad mencakup segala kegiatan dan perjuangan. Ia bisa meningkat ketaraf Qital (perang) berkuah darah menyabung nyawa, merelakan jiwa berpisah dengan jasad, berpisah ruhani dan jasmani. Dimedan perang para pejuang hanya mengenal kata-pilihan : binasa atau jaya. Binasa artinya sorga, dan si Syahid langsung sampai kepangkuan Tuhannya, tidak melalui hisab atau perhitungan. Bau yang harum semerbak dari jannah tempat kaum shalihin itu hinggap keujung hidung para mujahiddin, dan lambaian tangan para bidadari dari taman-firdaus memanggil mereka untuk cepat berangkat kesana, ridla Ilahy menanti, janji Tuhan menunggu dia datang. Jihad dalam arti yang luas, ialah ketekunan dan kesungguhan berjuang, membela kebenaran dan keadilan dibumi, membela kaum yang lemah dan tertindas, memusnahkan penghisapan dan pemerasan dalam segala bentuknya. Mengawal dan mengamankan berjalannya Da’wah Islamiyah, melancarkan seruan wahyu keseluruh isi bumi. Mujahid Islam memulai perjuangan dari dirinya sendiri, melalui riyadlah dan mujahadah, latihan dan kesungguhan, membentuk diri menjadi manusia-teladan bagi segenap manusia lainnya. Mu’min yang belum merampungkan dalam dirinya, tidak mungkin akan berbuat baik dalam masyarakat bangsanya. Hanyalah dari manusia yang shaleh akan keluar kreasi yang shaleh pula. Manusia fasik, bernoda dan durjana, hanya akan menaburkan bencana didunia. Ruhul Jihad dan ruhul-qurban, itulah tenaga yang menggerakkan segenap Mu’minin dalam mematuhi segenap amar Ilahy, memimpin masyarakat kejalan suci, jalan kebenaran. Mu’min yang telah merampungkan perjuangan dalam dirinya, meng-Islamkan dirinya, mendapat tugas untuk meluaskan kegiatannya, meng-Islamkan manusia diluar dirinya. Itulah Alifbata perjuangan yang berhasil : mikro-sistem, bukan makro-sistem. Sistem yang begitu adalah ajaran Sunnah Ilahy dan Sunnah Nabi. Mengaji dari Alif, menghitung dari Satu. Menyusun dari bawah, membersihkan dari atas. Demikianlah Islam penuntun pemeluknya, mendidik Muslim menjadi pejuang. Pejuang terhadap dirinya sendiri, menguasai diri sendiri; berjuang dalam masyarakat manusia. Dihadapinya masyarakat dengan prinsip hidup, keyakinan dan kebenaran. Keyakinan itu dibelanya dengan segala apa yang dimilikinya, diperjuangkannya dengan segala kesungguhan dan kepenuhan. Semangat jihad dan jiwa sabil yang dimilikinya, memantangkan dirinya untuk mundur walau setapak. Baginya mundur adalah kematian dan kemusnahan. Jika niat sudah dipasang, tujuan sudah ditentukan, langkah sudah diayunkan, keadaan sudah diperhitungkan, dia bergerak dan berjuang tiada hentinya. Esa hilang dua terbilang !, itulah devis pejuang dalam gelanggang. Memperhitungkan situasi, mengetahui cuaca dan suasana, menyadari kenyataan yang ada. Pejuang yang sejati, bukan saja hanya memiliki keyakinan, semangat dan ruh berkurban dan berjuang, tetapi juga mengetahui Undang-undang perjuangan dan Undang-undang perhitungan. Disinilah terletak nilai teori dalam berjuang, Teori merumuskan chiththah perjuangan, meletakkan strategi dan taktik berjuang. Berjuang tanpa teori, tanpa strategi yang benar, akan menenggelamkan sipejuang itu kelembah politik tambal-sulam dan opportunisme. Politik tambal sulam yalah memetik hasil-hasil kecil yang dekat, laba sementara; enerzinya habis disitu. Tidak ada kemampuan menciptakan yang asasi, nilai kerja yang seukuran dengan keyakinan perjuangan. Opportunisme yalah sikap petualangan, halauan perjuangan yang ditentukan oleh gerak angin, kejadian kecil yang terjadi dalam gerak hidup; dia telah menyerah kepada keadaan, menjadi hamba kenyataan. Amir Syakib Arsalan menyebutkan manusia yang begitu Mustaslim bukan Muslim. Dihalaman yang lalu kita banyak menggunakan istilah pemikir dan pejuang. Kedua kata itu kita senafaskan ! Pengalaman masalalu memberi ajaran kepada kita, bahwa banyak terdapat dalam masyarakat kaum Muslimin para pemikir tapi bukan pejuang, dan pejuang bukan pemikir. Suatu pemikiran yang tidak ada manfa’atnya buat perjuangan, nilainya hanya seharga sampah, hampa. Perjuangan yang tidak dikendalikan oleh pikiran yang jernih dan perhitungan yang matang adalah buta. Ruh Jihad harus didampingi oleh pemikiran. Semangat Sabil harus disoroti oleh otak Sabil. Semangat yang meluap-luap yang mau mengepal dunia dan manusia ini dalam tangan sendiri, pasti membawa manusia kepada kalap dan gelap mata; bertindak tanpa perhitungan. Dia sudah tidak berbuat menurut Sunnah Ilahy dan Sunnah Nabi. Sunnah Ilahy dan Sunnah Nabi telah menetapkan hukum dan undang-undang perjuangan, hukum dan undang-undang kehidupan, hukum dan undang-undang perhitungan. Shahibud Da’wah memikul tugas bukan saja menghidupkan ruhul jihad dan ruhul qurban, tetapi memberikan didikan dan pengertian, teori perjuangan dan perhitungan pengurbanan. Salah satu dari kelemahan perjuangan Ummat Islam sejak puluhan tahun sampai kini yalah, tidak memiliki teori perjuangan dan strategi perjuangan. Ideologi berjuang tidak disertai teori berjuang, telah membuat kita terkurung dalam lingkaran yang tidak berujung dan berpangkal : disitu-disitu juga, seperti menghesta kain sarung. Ummat ini harus kita persiapkan bukan saja dalam lapangan semangat, ruh dan jiwa jihad, tapi harus kita persiapkan dengan perlengkapan dan pensyaratan berjuang, tahu membuat perhitungan. Risalatud Da’wah Islam harus bergerak kearah itu. Mempersiapkan Ummat dengan didikan dengan pengertian, yang menerangi jalan perjuangan. Mengembalikan ruhul jihad dan ruhul qurban kedalam jantung dan budinya, meningkatkan taraf perjuangan dan memperbesar kemampuan berkurban. Islam meminta pembelaan dari pemeluknya; keyakinan menuntut pengurbanan. Kalimatul Haq memanggil segenap Mu’minin dan Mu’minat untuk tanpa-cadangan berjuang menyampaikan dan memperjuangkan dia ditengah-tengah manusia. Kalimatul Haq itu yang telah membuka daerah dunia yang luas di Timur dan di Barat abad-abad yang silam, karena keperwiraan dan kepahlawanan Juru Da’wah, yang telah mengantarkan seruan Islam sampai ketepi ufuk dunia. Pahlawan Da’wah yang demikian itu yang dinantikan oleh pemeluk Islam dibumi, yang menghidupkan ruhul jihad dan ruhul qurban dalam jiwa dan sukma Ummat Muhammad SAW. Mudah-mudahan bertambah banyak didunia golongan angkatan yang digambarkan oleh Nabi dalam Haditsnya : Akan selalu ada segolongan dari Ummatku yang tegak melahirkan Agama yang benar ini dan tidak merusak kepada mereka penghinaan-penghinaan yang dilancarkan musuh, sehingga datang pembelaan dari Allah. ============ ps-aan amik dr BicaraMuslim.Com(Hayati na..)